Wednesday, May 2, 2018

Pemilik Burung Kicau Harus Waspada dengan Binatang Beracun Ini


Binatang Beracun Pembunuh Burung Kicau. Memelihara burung kicau memang sangat mengasyikkan. Mendengar kicauannya yang merdu dapat menenangkan hati. Walaupun berdasarkan fakta yang ada, burung berkicau bisa hidup hingga puluhan bahkan belasan tahun, tapi sebagai pemilik kita harus selalu waspada. Banyak hal yang bisa mengancam nyawa burung kesayangan ini, jangan pernah meremehkan hal-hal kecil. Burung kicau bisa mati seketika, tanpa sempet kita cegah. Lihat juga Tips Cara Merawat Burung Mantenan.

Gambar Burung Murai Batu Waspada Binatang Beracun Pembunuh Burung Kicau
Gambar Burung Murai Batu Waspada Binatang Beracun Pembunuh Burung Kicau

Hal ini merupakan momok untuk para kicau mania. Apalagi untuk mereka yang mempunyai burung dengan harga yang fantastis alias sangat mahal, karena seekor juara lomba atau merupakan spesies yang langka.

Kupu-Kupu Beracun

Dilansir dari situs Bangka Pos, menurut seorang Kicau mania , pada umumya burung beerkicau bisa hidup sampai usia puluhan bahkan belasan tahun, khususnya jenis burung Kacer dan Murai Batu. Namun jika tidak dijaga dengan hati-hati, burung kicau bisa mendadak mati jika memakan kupu-kupu kecil yang dinilai para kicau mania kulitnya mengandung racun. Mengerikan juga ya.

Biasanya kupu-kupu kecil ini hinggap di lampu. Selain itu, biasanya menempel dan hinggap di lidi-lidi sangkar burung. Hal ini sangat rawan terjilat atau termakan oleh binatang kesayangan kita.

Sangat ditekankan bahwa kalau normal atau tidak kena penyakit bisa sampai belasan tahun. Tapi bisa seketika mati kalau makan kupu-kupu racun yang biasa di lampu-lampu itu. Dan ada beberapa kasus baik burung rumahan atau aduan yang mati setelah makan kupu-kupu itu. Biasanya mereka hinggap di sangkar lalu di makan burung itu.

Semoga sebagai pemilik burung kicau kita selalu waspada dengan binatang beracun ini, agar umur dan kicauan peliharaan kita dapat panjang. Pembunuh burung kicau mungkin terlihat remeh tapi ada di sekitar kita.

0 comments:

Post a Comment